Pemkab Banyuwangi Tebar Jaring Pengaman Libatkan Guru Sekolah

495

Pemerintah Banyuwangi terus berupaya memberikan perhatian bagi warga terdampak secara ekonomi akibat mewabahnya virus corona Covid 19. Langkah nyata yang kali iki dilakukan yaitu melibatkan seluruh kepala SD, SMP, dan SMA/SMK secara bergelombang. Mereka semua berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Saat ini, lebih dari 200.000 pelajar Banyuwangi belajar di rumah. Ini tentu berdampak pada perputaran ekonomi warga, mulai pengemudi becak, ojek, penjual makan-minum, dan sebagainya yang terkait dengan lingkungan sekitar sekolah. Pendapatan mereka berkurang, padahal sebagian di antara mereka memang bekerja untuk makan hari ini atau besok,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (31/3/2020).

Pelibatan kepala sekolah dan guru ASN ini, kata Anas, untuk mendata warga terdampak di lingkungan sekolahnya masing-masing. Sehingga lebih akurat dan menyentuh langsung ke warga yang dituju.

“Jadi sekolah kami tugasi untuk menghimpun data per sekolah. Siapa yang terdampak di sekitarnya, dan langsung bisa dieksekusi. Saya harapkan jaring pengaman ini dalam bentuk in-natura alias barang, yaitu paket sembako,” ujarnya.

Menurut Anas, langkah ini diambil untuk memberi ketenangan bagi warga. Terlebih, mereka tidak masuk skema bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah.

“Sehingga mereka butuh semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi,” lanjut Anas.

Penyalurannya, kata Anas, sekolah berkoordinasi dengan camat, kepala desa/lurah setempat untuk mendapatkan data valid.

“Juga agar tidak tumpang tindih. Warga yang sudah menerima Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan nontunai, dan jaring pengaman dari pemerintah daerah, tidak perlu diberi lagi,” ujarnya.

Program gotong royong ini dilakukan mulai saat ini hingga beberapa bulan ke depan sembari melihat perkembangan. Total sekolah yang dilibatkan sekitar 500 lembaga. Jika tiap sekolah membantu 20 warga terdampak, maka gotong royong ini menjangkau 10.000 warga.

“Itu baru dari sekolah. Belum lagi dari lembaga zakat. Belum lagi dari APBD yang dalam 2-3 hari ini kita selesaikan perhitungannya. Juga dari sumber gotong royong lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Suratno menambahkan, sekolah sangat antusias dengan ajakan gotong royong itu. Bahkan ada beberapa sekolah yang mengkoordinir untuk mengumpulkan bahan makanan.

“Ada yang mengumpulkan beberapa kuintal beras, ratusan kilogram telur, dan sebagainya. Sembari pendataan jalan, itu langsung disalurkan ke warga terdampak,” pungkasnya. [rin/but]

Sumber: beritajatim.com