Rp 54 M untuk Sekolah Rusak di Sidoarjo

721

Tahun ini pemkab urung membenahi sekolah rusak. Karena itu, tahun depan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo menyiapkan dana Rp 54 miliar. ”Yang jadi prioritas pembenahan bangunan SD,” kata Sekretaris Dikbud Sidoarjo Tirto Adi kemarin (28/11).

Dalam pembahasan anggaran itu, pihak eksekutif dan legislatif akhirnya bersepakat perbaikan sekolah rusak harus mendapatkan dana yang cukup. Pemkab menargetkan sudah tidak ada lagi sekolah yang rusak tahun depan. ”Rencananya, dipenuhi semua kebutuhannya,” jelasnya.

Mantan kepala bidang pendidikan menengah itu menjelaskan, dana Rp 54 miliar digunakan untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak parah dan sedang. Berdasar data yang dihimpun, jumlah sekolah yang rusak parah mencapai 345 bangunan. Selain itu, Sidoarjo membutuhkan 30 ruang kelas baru serta 20 perpustakaan. ”Prioritasnya sekolah rusak parah dulu,” lanjutnya.

Sebenarnya, sejak tahun lalu pemkab mengalokasikan dana untuk perbaikan sekolah rusak. Nilainya mencapai Rp 46 miliar. Namun, ada perbedaan anggaran dan data sekolah rusak.

Sementara itu, Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan mengatakan, tahun depan menjadi penentuan bagi Dikbud Sidoarjo. Dewan meminta pembangunan sekolah rusak tuntas seluruhnya. Semua sekolah yang rusak, terutama SD, mesti kembali dibangun. ”Tidak boleh molor lagi. Harus selesai,” ucapnya.

Wawan –sapaan Sullamul– menuturkan bahwa dewan juga mencantumkan syarat. Anggaran Rp 54 miliar bakal disetujui DPRD dengan catatan dikbud berjanji menuntaskan pembangunan sekolah rusak. ”Kalau tidak bisa, dikbud harus bertanggung jawab,” tegas dia.

Senada dengan Wawan, anggota badan anggaran Bangun Winarso mengatakan bahwa perbaikan sekolah rusak harus menyeluruh. Menurut dia, saat ini pemkab masih tebang pilih. Perbaikan hanya dilakukan di wilayah kota. ”Sekolah pinggiran seperti di Tarik, Balongbendo, serta Jabon nyaris tidak tersentuh,” paparnya.

Politikus PAN itu mengatakan, pembangunan sekolah rusak sangat dibutuhkan. Tujuannya, meningkatkan pendidikan di Sidoarjo. ”Selain itu, pemerataan pendidikan,” kata dia.

[Selengkapnya …]