Kasus Jembatan Brawijaya – Wali Kota Kediri dan Mantan Jadi Saksi

1487

Sikap mantan Wali Kota Kediri Samsul Ashar membuat geram majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya di Sidoarjo, kemarin (5/1). Samsul yang didatangkan sebagai saksi pada kasus dugaan korupsi proyek Jembatan Brawijaya itu tidak tegas. Dia banyak mengucap lupa atau tidak tahu.

Ada tiga saksi yang dihadirkan pada sidang lanjutan tersebut. Selain Samsul, ada Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, dan Anggota DPRD Kota Kediri Nuruddin Hasan. Samsul mendapatkan kesempatan pertama untuk memberikan keterangan.

Jaksa penuntut umum langsung mencerca pertanyaan kepadanya. Samsul lebih banyak menyatakan tidak tahu, tidak pernah, atau lupa. Termasuk saat jaksa mengonfirmasi apakan pernah meminjam uang Rp 500 juta kepada Widianto. Samsul menyatakan tidak tahu.

Sikap itu langsung ditanggapi Ketua Majelis Hakim I Wayan Sosiawan. Menurut dia, aneh seseorang bisa lupa telah meminjam uang Rp 500 juta. “Itu nilai besar dan dilakukan beberapa kali,” katanya.

Raut Samsul mulai terlihat bingung. Wayan pun kembali menegaskan bahwa Samsul berada di bawah sumpah. Apa yang disampaikan akan dipertanggungjawabkan. “Jangan bohong,” imbuhnya.

Selesai mendengar teguran hakim, anggota JPU Ashlah mengonfirmasi beberapa kegiatan transfer ke rekening bank milik Fajar. Nilai transfer antara Rp 50 juta hingga Rp 250 juta.

Pemeriksaan terhadap Samsul berlangsung paling lama. Bahkan, jelang sidang selesai, hakim mempertanyakan masalah lelang yang diadakan sebelum draf perubahan anggaran keuangan (PAK) digedok. Pertanyaan itu merunut pada keterangan yang disampaikan Nuruddin Hasan.

Lelaki yang menjabat pimpinan dewan pada 2010 tersebut mengaku PAK digedok Agustus, tapi lelang proyek dilaksanakan Juli. “Waktu itu Anda wali kota, harus tahu bahwa proses tersebut tidak benar,” ucap Wayan.

Berbeda dengan Samsul, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar justru tidak banyak memberikan keterangan. Wayan sempat bertanya apakah tahu dengan kasus tersebut. Abdullah Abu Bakar menyatakan tidak. Begitu juga saat ditanya proses pengadaan dan pelaksanaan proyel, Abu Bakar menyatakan tidak tahu.

[Selengkapnya …]