Proyek SMKN 1 Tanjungbumi Lompat Tahun

753

Proyek pembangunan gedung SMKN 1 Tanjungbumi disorot anggota DPRD Provinsi Jawa Timur. Proyek yang dikerjakan CV Al-Fath itu belum tuntas hingga kemarin (3/1). Kualitas pembangunannya juga diragukan.

Anggota Komisi E DPRD Jatim Mathur Khusyairi menyampaikan, pada awal 2021, pihaknya sempat membantu Cabang Disdik Jatim Wilayah Bangkalan untuk mencarikan lahan pembangunan SMKN 1 Tanjungbumi. Setelah lahan ada, ternyata pembebasan lahannya tidak dianggarkan. ”Informasinya, pemprov lebih menghendaki memanfaatkan asetnya sendiri di Kabupaten Bangkalan,” katanya.

Kemudian, pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Provinsi Jawa Timur 2021, Disdik Jatim mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung SMKN 1 Tanjungbumi. Saat pembahasan itu, dirinya sempat menolak karena menganggap tidak elok jika SMKN 1 Tanjungbumi dibangun di halaman SMAN 1 Tanjungbumi. Pihaknya menilai, proyek itu terkesan dipaksakan.

Seminggu lalu, politikus PBB itu mendatangi lokasi pengerjaan proyek yang dimenangkan CV Al-Fath. Berdasar pengamatannya di lapangan, capaian pengerjaan proyek itu masih rendah dan terkesan kejar tayang. Namun, di lokasi pengerjaan tidak ada perwakilan dari pelaksana yang menemui dirinya.

”Kalau (capaiannya) 50 persen, saya rasa belum sampai. Sebab, waktu saya ke lokasi hanya tiangnya saja yang selesai,” imbuhnya.

Pihaknya berjanji akan sidak kembali ke lokasi proyek tersebut. Bahkan, pihaknya bakal merekomendasikan agar pengerjaan dan anggaran yang digunakan diaudit oleh badan pemeriksa keuangan (BPK). Apalagi, pihak pelaksana mengakui mengerjakan proyek subtender. ”Subtender itu kan kesepakatan di bawah meja,” tandasnya.

Pelaksana Teknis proyek pembangunan SMKN 1 Tanjungbumi Saidi mengakui proyek yang dikerjakan lompat tahun. Dia mengklaim, progres pekerjaannya sekitar 50 persen. ”Sekarang pengerjaan difokuskan pada pemasangan ring balok,” katanya.

Lambannya proyek dengan nilai kontrak Rp 1,5 miliar itu disebabkan beberapa hal. Di antaranya, surat perintah kerja (SPK) proyek di Dinas Pendidikan Provinsi Jatim itu keluar akhir November. Selain itu, terkendala cuaca.

”Seandanya dimulai pada awal November mungkin bisa selesai sebelum lompat tahun,” ucapnya kemarin (3/1).

Pria asal Kecamatan Rubaru, Sumenep, itu mengaku mempercepat pengerjaan dengan menambah pekerja. Jika saat awal proyek itu digelar hanya ada 18 pekerja, mencapai 34 orang. ”Kadang lembur, tetapi itu tergantung kemauan pekerja,” imbuhnya.

Saidi tidak tahu secara pasti apakah CV Al-Fath selaku pemenang tender dikenakan denda atas pengerjaan proyek yang lompat tahun itu. Menurut dia, proyek yang dimenangkan perusahaan asal Sidoarjo itu disubtenderkan. Namun, dia tidak mau menyebut biaya subtender yang dikeluarkan agar dapat mengerjakan proyek tersebut.

”Sudah (tidak usah tahu), ini rahasia saya. Intinya, pengerjaan itu disubtenderkan. Terkait masalah nominal, itu tidak penting,” ujarnya. (jup/rus)

Sumber: radarmadura.jawapos.com