Para pemeriksa di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur kembali memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan Knowledge Transfer Forum (KTF). KTF kali ini menghadirkan dua tema dengan dua narasumber berbeda dari BPK Pusat. Kedua narasumber tersebut yaitu Staf Ahli Bidang BUMN, BUMD, dan Kekayaan Negara/Daerah yang Dipisahkan Lainnya Novy Gregory Antonius Pelenkahu dan Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Pusat Johanes Widodo Hario Mumpuni.
Kegiatan KTF ini diselenggarakan pada Kamis, 23 Maret 2017 dan diikuti oleh para pemeriksa dan pejabat fungsional di lingkungan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Subauditorat Jawa Timur I Abdul Choliq, Kepala Subauditorat Jawa Timur II Imam Muslich, Kepala Subauditorat Jawa Timur III Walujo, dan Kepala Sekretariat Perwakilan Pujo Sumekto.
Kegiatan KTF terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Novy Gregory Antonius Pelenkahu yang membawakan tema “IT Audit dalam Audit Laporan Keuangan”, dengan moderator Ketua Tim Senior N. Diva Mahaendra. Pada sesi ini, narasumber menjelaskan perbandingan standar audit terkait IT Audit antara Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) 2007 dengan SPKN 2017 yang mengadopsi principle-based standards. Kemudian dijelaskan juga praktik IT Audit yang mulai dikembangkan di BPK sejak tahun 1990 hingga penerapan e-Audit. Dalam penjelasannya, narasumber juga menekankan pentingnya kemampuan reviu dokumentasi sistem bagi seorang pemeriksa.
Selanjutnya sesi kedua yang bertema “Upaya Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Kinerja” dibawakan oleh Johanes Widodo Hario Mumpuni, dengan moderator Sandra Willia Gusman. Narasumber menerangkan isi Rencana Strategis (Renstra) BPK 2016-2020 yang terkait dengan pemeriksaan kinerja, tantangan pemeriksaan kinerja, dan upaya peningkatan kualitas pemeriksaan kinerja. Narasumber juga menjelaskan peran BPK Perwakilan dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan kinerja BPK.
Laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas akan menghasilkan jawaban dan rekomendasi atas permasalahan publik yang marak di masyarakat. Untuk itu, riset atau studi pendahuluan perlu dilaksanakan untuk mengeksplorasi dan menerjemahkan ide dan harapan dari pemberi tugas. Komunikasi dan quality control selama berlangsungnya pemeriksaan juga penting untuk diterapkan. Pada akhirnya, BPK perlu menyelenggarakan pemeriksaan tindak lanjut serta berkoordinasi dengan stakeholder untuk menilai dampak dari pemeriksaan kinerja yang telah dilakukan.
Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur Novian Herodwijanto yang juga hadir dalam kegiatan ini mengharapkan KTF dapat memberikan pencerahan kepada para pemeriksa terkait praktek IT Audit dan pemeriksaan kinerja di BPK, khususnya terkait pemeriksaan-pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur. “Saya minta para peserta mengikuti kegiatan ini dengan serius sehingga dapat mengambil pelajaran dari materi yang disampaikan oleh narasumber,” pesan Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan KTF yang bertempat di Ruang Auditorium – Lantai 2, Kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur ini.
Kegiatan KTF berlangsung dinamis melalui diskusi dan berbagi pengalaman antara narasumber dengan para peserta. Setelah mengikuti KTF ini, diharapkan para peserta akan terdorong untuk meningkatkan kemampuan IT Audit dan melaksanakan prosedur terkait IT Audit dalam pemeriksaan laporan keuangan. Selain itu, wawasan para peserta atas pemeriksaan kinerja dapat lebih terbuka sehingga pemeriksaan kinerja yang dilaksanakan oleh BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur mampu menghasilkan rekomendasi yang berdampak positif terhadap entitas yang diperiksa.