Pemkot Surabaya mengungkapkan anggaran cukup besar dalam penanganan pandemi Covid-19. Hingga saat ini, angkanya mencapai Rp800 miliar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, anggaran sebanyak itu tak hanya bersumber dari APBD kota pahlawan.
Di luar itu, Pemkot juga menerima sumbangan dari instansi lain hingga swasta.
“Dari APBD sekitar Rp400 miliar. Namun, kalau digabungkan dengan non-APBD, bisa Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliunan,” kata Cak Eri di Surabaya, Senin (2/8/2021).
Anggaran sebanyak itu digunakan untuk beberapa pos anggaran. Di antara yang menyedot anggaran cukup besar adalah program permakanan, obat-obatan, uji usap, hingga insentif tenaga kesehatan (nakes).
Permakanan merupakan program penyediaan makanan yang sebelumnya hanya diperuntukkan untuk lansia. Namun, saat pandemi Covid-19, permakanan juga menjangkau masyarakat yang isolasi mandiri.
Tiap orang yang isoman akan mendapatkan makanan dari Pemkot Surabaya 3 kali sehari. Ini untuk memastikan masyarakat disiplin tetap di rumah sekaligus memberikan gizi terbaik.
Sedangkan insentif nakes diberikan setelah sebelumnya terlambat 9 bulan. “Untuk insentif nakes, sekitar Rp90 miliar. Permakanan juga besar,” katanya.
Di luar itu, anggaran juga banyak dihabiskan untuk menyiapkan sejumlah RS Darurat. Di antaranya, RS Darurat Lapangan Tembak (RSLT) dan RS Indoor Gelora Bung Tomo (RSGBT).
Beruntung, Pemkot Surabaya tak sendiri dalam menyiapkan anggaran sebanyak itu.
Selain dengan merefocussing sejumlah pos anggaran di APBD, Pemkot Surabaya juga menerima banyak bantuan melalui program Surabaya Memanggil.
Cak Eri menjelaskan, bantuan dari non-APBD banyak diwujudkan dalam bentuk barang. Misalnya, peralatan medis hingga sembako.
Di antaranya, PDAM Surya Sembada yang merupakan BUMD milik Pemkot Surabaya yang ikut membantu menyediakan 200 unit Oxygen concentrator. Harga perangkat penghasil oksigen ini bisa mencapai Rp7 juta per unitnya.
Selain Oxygen Concentrator, PDAM Surya Sembada juga membantu 10 unit ambulans.
“Dari PDAM saja sudah 10 mobil ambulans, lalu Oxygen Concentrator. Itu sudah berapa (harganya), belum lagi dari pihak lain,” kata Cak Eri.
Selain itu, ada pula yang ikut serta memberikan sembako. Misalnya, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang Jasa Kepelabuhanan, PT Pelindo III.
Pelindo III menyumbangkan 2 ton beras, 1 ton gula, 500 kantong minyak goreng, hingga 3 kwintal telur.
“Ada pula yang menyumbangkan uang tunai,” katanya.
Masing-masing bantuan dipertanggungjawabkan secara transparan.
Pemkot juga berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Menerima banyak bantuan, berkali-kali Cak Eri tak henti menyampaikan terima kasih.
“Gotong royong adalah ciri khas Kota Surabaya dalan menangani sebuah masalah,” katanya.
“Hal ini sudah dicontohkan sejak dulu saat peperangan. Hari ini pun kita bersama-sama menangani pandemi Covid-19,” kata Wali Kota Eri.
Sumber: surabaya.tribunnews.com