Baru memasuki dua tahun, kegiatan pengaspalan melalui dana desa (DD) tahun anggaran 2017, dengan biaya Rp. 49.436.693, volume 169 x 2,5 Meter, di Dusun Bendungan, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang Kota, berubah menjadi lumpur dan tak kelihatan lagi ada aspalnya. Kondisi tersebut dikeluhkan sebagian warga setempat karena buruknya kualitas proyek tersebut.
Hasani, Pendamping Ahli (PA) Dana Desa tingkat Kabupaten Sampang saat dikonfirmasi terkait rusaknya jalan aspal yang dibangun dengan dana desa 2017 di Desa Tanggumong, ia menjelaskan kegiatan tahun 2017 itu, proses fasilitasi untuk diperbaiki karena dilewati dump truk ada warga yang bangun rumah.
Hal senada juga diungkapkan Muwafik, pendamping desa (PD), lokasi tersebut sudah disurvei, penyebabnya karena ada pembangunan rumah warga sekitar dan dilalui dump truk membuat jalan rusak, kemudian warga memperbaikinya dengan pasir batu (sirtu), lalu saat musim hujan seperti sekarang air naik ke jalan.
Sementara Suhanto, Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Sampang saat dikonfirmasi melalui telepon pribadinya, ia menyerahkan persoalan tersebut pada PA dan PD yang sudah survei langsung ke lokasi kemarin. “Jadi saya tidak bisa berkomentar apapun karena saat ini saya masih mendampingi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)”.
Di tempat terpisah, Abd. Kodir (33), warga Dusun Bandungan, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, “Kegiatan pengaspalan di desa kami kualitasnya sangat buruk, baru satu tahun dibangun sudah berubah lumpur. Jika pihak dinas atau pendamping dana desa beralasan penyebab kerusakan tersebut karena ada truk masuk saat warga membangun rumah, itu sangat tidak masuk akal jika kualitas pengaspalannya bagus. Setahu saya saat warga membangun rumah itu sebelum musim hujan, perkiraan bulan Agustus 2018, saat dilalui truk jalan tersebut sudah hancur, kemudian warga yang bangun rumah berinisiatif pasang sirtu karena dump truknya tidak bisa masuk” jelasnya.