Pemkot Mojokerto masih harus merogoh kantong APBD sebesar Rp 30 miliar, untuk menuntaskan pembangunan Gedung Graha Mojokerto Service City (GMSC). Dana itu diperlukan untuk penyelesaian gedung, pengadaan mebeler dan pembelian alat pendingin ruangan (AC).
”APBD sudah menyiapkan anggaran Rp 30 miliar untuk penuntasan GMSC, kebutuhan mebeler dan AC,” kata Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus, Senin (27/2) kemarin.
Wali kota menambahkan, gedung yang disiapkan bagi kantor Layanan Satu Pintu ini akan dioperasikan tahun 2018. GMSC harus sudah bisa dimanfaatkan tahun depan. Seluruh kantor yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, seperti Perizinan dan Dispendukcapil bisa jadi satu dalam Layanan Satu Pintu.
Selain itu, GMSC juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Diantaranya lantai I untuk ruang pamer, lantai II pelayanan, dan lantai III untuk ruang pertemuan.
Sementara Ketua DPRD Kota Mojokerto, Purnomo mendesak eksekutif agar segera merealisasi pembangunan.
”Kami mendukung pola pembangunan Layanan Satu Pintu, namun seyogjanya segera direalisasikan. Sebab kami kuatir gedung ini tak bisa digunakan tahun depan karena keterlambatan pembangunannya,” lontar politikus PDI-P ini.
Purnomo beralasan, sampai dengan akhir bulan ini proses lelang gedung tak kunjung dilakukan. Lelangnya saja belum, bagaimana mau selesai tahun depan,” cetusnya.
Kepada wartawan sebelumnya, Kadis PU dan Tata Ruang Wiwiet Pebrianto mengatakan lanjutan pembangunan gedung ini harus menunggu audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). ”Harus menunggu audit BPK dulu baru finishing dikerjakan,” pungkasnya.