Rencana pembangunan kembali Pasar Ngunut yang terbakar terkendala refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Alokasi dana dari pusat dan APBD Kabupaten Tulungagung mengalami pengurangan signifikan.
Dana Tugas Pembantuan (TP) dari pusat berkurang, dari Rp 10 miliar tinggal tersisa Rp 2,5 miliar sementara dana dari Pemprov Jawa Timur besarannya tetap Rp 12 miliar. Dana dari APBD berkurang dari Rp 10 miliar menjadi Rp 7,4 miliar.
“Jadi yang sudah dilelang dana yang dari Provinsi dan APBD Tulungagung. Sudah ada pemenangnya, ini tinggal tanda tangan” terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung, Imroatul Mufidah.
Proses pembangunan ini nantinya dipisahkan berdasar sumbernya. Dana dari provinsi untuk membangun kios di bagian depan dan toilet. Dana dari APBD kabupaten untuk los dan kios di area dalam pasar. Dana TP untuk membangun blok dalam, berdampingan dengan lokasi pembangunan dari dana APBD kabupaten.
Rencananya ada empat blok yang akan dibangun dari dana pemerintah pusat ini. Namun karena pengurangan dana yang sangat besar, rencananya hanya ada satu blok yang dibangun. “Tidak ada perubahan desain. Kekurangannya kembali dianggarkan 2021,” sambung Imroatul.
Selain jumlah blok yang berkurang, fasilitas hidran dan mesin pompa air juga ditiadakan. Alat ini diperlukan untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran. Pembatalan pengadaan fasilitas hidran ini sebagai dampak pengurangan anggaran dari APBD Tulungagung.
Rencananya akhir tahun 2020, Pasar Ngunut sudah bisa difungsikan. Tapi karena belum selesai sepenuhnya, ada skala prioritas.
Semula, pedagang sepeda dan pedagang sayur akan bertahan di penampungan sementara.
Pasar baru berkonsep modern, berupa hanggar dengan los dan kios di dalamnya. Nantinya ada penataan ulang untuk penempatan kembali para pedagang. “Tetap prioritas, pedagang lama. Hanya akan diundi kembali agar lebih tertib” tegas Imroatul.