Pimpinan DPRD Batu menilai ada yang janggal dalam rincian anggaran penanganan Covid-19 di Kota Batu. Salah satunya anggaran untuk pembelian tiga unit thermal gun seharga Rp 7,6 juta per unit. Anggaran itu tercatat berada di BPBD Batu dengan total Rp 22,8 juta.
“Tidak masuk akal. Dinkes juga menganggarkan. Intinya ya harus dicek kebenarannya,” ujar Wakil Ketua 1 DPRD Batu, Nurochman, Selasa (28/4).
Anggaran lain yang disoroti terkait rencana pembelian 10.000 masker dengan harga per unitnya senilai Rp 8.000, totalnya Rp 80 juta. DPRD Batu menyoroti anggaran masker karena belum terealisasi.
Nurochman pun berharap agar eksekutif bisa transparan terhadap penggunaan anggaran.
Ketua DPRD Batu, Asmadi mengatakan, transparansi sangat penting agar DPRD Batu bisa melakukan tugasnya untuk mengawasi.
Informasi yang diperolah Surya, laporan pembelian thermal gun sudah dilaporkan ke DPRD Batu. Bersamaan dengan laporan tersebut, juga ada laporan sewa drone milik Universitas Muhammadiyah Malang. Sewa drone ini dianggarkan total Rp 36 juta.
Plt Kepala BPBD Batu, Agung Sedayu, menerangkan, pihaknya memang menganggarkan Rp 6,7 juta per unit thermal gun.
“Ya benar, di anggaran kami harga satuan yang muncul di sistem penganggaran online satu alat seharga Rp 7,6 juta sehingga kami anggarkan pembelian 3 buah saja. Tapi realitanya kami dapat harga Rp 1,2 juta belum termasuk pajak sehingga kami dapat membelinya 15 buah,” kata Agung.