Fakta-fakta Proyek Seumur Jagung Senilai Rp 40 M di Bojonegoro Ambruk

258

Proyek bangunan tebing Bengawan Solo yang berada di bantaran Desa Tanggungan dan Lebaksari, Kecamatan Boureno, Bojonegoro, ambrol hingga ratusan meter. Kerusakan ini juga menyebabkan beton tiang pancang yang menopang tebing terlepas dan terangkat ke permukaan tanah.
Porak porandanya proyek ini semakin menjadi sorotan karena baru selesai dikerjakan pada akhir Desember 2024 dengan anggaran hampir Rp 40 miliar dari APBD Pemkab Bojonegoro. Warga setempat pun mempertanyakan kualitas proyek tersebut.

  1. Rusak Parah Tak Lama Setelah Dibangun
    Warga heran proyek besar ini ambruk dalam waktu singkat. Warga menyebut, kerusakannya cukup parah. “Kondisinya rusaknya sangat parah, tujuan dari proyek ini sudah jelas untuk penahan tanah dari luapan air Bengawan saat banjir. Tapi kok tidak kuat padahal ini proyek besar. Pastinya sudah dengan berbagai kajian dan perencanaan sebelumnya oleh Dinas Sumber Daya Air Bojonegoro,” ujar Wanto, warga setempat, Senin (10/2/2025).
  2. Warga Menyayangkan Dugaan Kurangnya Pengawasan
    Beberapa warga menduga proyek ini mengalami kendala saat pengerjaan, termasuk pengawasan yang kurang maksimal.
    “Mungkin bisa jadi karena kurang pengawasan saat pengerjaan. Jadi nggak karuan, eman (sayang) anggaran akeh (banyak) tapi nggak sesuai harapan warga sini, tahunya sudah bulan kemarin kejadian ini,” ucap Yudi, warga Lebaksari.
  3. Pantauan di Lokasi
    Pantauan detikJatim di lokasi menunjukkan bahwa proyek yang amburadul ini tidak lagi memiliki aktivitas pekerja. Papan nama proyek juga tidak terlihat.
    Diperkirakan, kerusakan membentang hingga sekitar 250 meter.
  4. Ini Pemenang Proyek
    Dari data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), proyek pembangunan pelindung tebing sungai di Desa Lebaksari dan Tanggungan ini memiliki panjang 980 meter dengan nilai pagu sebesar Rp 40 miliar.
    Lelang proyek dimenangkan oleh Indopenta Bumi Permai dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp 39,6 miliar.
  5. BPK Turun Tangan
    Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mendatangi lokasi proyek yang ambruk, didampingi tim teknis dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Inspektorat, dan rekanan pemenang tender.
    “Nggih. Sementara yang mendampingi, sesuai surat dari BPK, diminta Pak Iwan sebagai PPK-nya bersama staf terkait dan direktur rekanan yang terkait,” ujar Kepala Dinas SDA Bojonegoro, Heri Widodo, Selasa (11/2/2025).
  6. Pihak Terkait Masih Melakukan Klarifikasi
    Heri Widodo menyatakan belum bisa memberikan kesimpulan penyebab ambruknya proyek ini dan akan melakukan klarifikasi lebih lanjut.
    “Detailnya segera kita konfirmasi dengan pihak yang terkait, yakni
    PPK dan pengawas, sebagai bahan evaluasi. Saya berharap bukan karena mutu pekerjaan,” ucap Heri Widodo.
  7. Perencanaan Proyek Sempat Ditunda
    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Iwan Kristian, menjelaskan bahwa proyek tebing penahan tanah ini sudah direncanakan sejak 2022, namun mengalami perubahan karena efisiensi anggaran.
    “Tahun 2022 sudah perencanaan, tapi tidak jadi pelaksanaan fisik karena waktu itu ada efisiensi anggaran. Tahun 2023 di P-APBD kita lakukan review, lanjut 2024 anggaran fisik terpasang kembali dan kita lelang,” ujar Iwan Kristian.

    Sumber: detik.com