Jalan rusak dan berlubang di sisi timur Kota Malang, di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono, masih menjadi persoalan yang belum dapat dituntaskan oleh Pemerintah Kota Malang hingga penghujung tahun 2021 ini.
Proses pembenahan jalan hanya dilakukan melalui tambal sulam. Seperti yang berada di sepanjang Jalan Ki Ageng Gribig Kota Malang. Atas masalah itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengaku pihaknya belum bisa memperbaiki jalan dalam waktu dekat ini.
Hal ini disebabkan, anggaran untuk perbaikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sudah di plot ternyata harus direfokusing untuk penanganan Covid-19. “Kami sudah merencanakan untuk sesegera melakukan perbaikan,” singkat Sutiaji saat ditemui pada Jum’at (24/12) kemarin.
Sutiaji mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendapatkan anggaran dari Kementerian PUPR sebesar Rp 10 miliar dan juga bantuan dari Provinsi Jatim. “Dulu status jalan (Jl Mayjen Sungkono) hanya jalan kelas 3. Tapi sekarang sudah harus dibangun dengan ukuran jalan kelas satu. Karena kendaraan berat sudah banyak yang melewati jalan tersebut,” terangnya.
Rencana semula sepanjang jalan di wilayah sisi timur Kota Malang itu akan ditukar guling dengan Jalan Soekarno Hatta yang statusnya milik Provinsi Jawa Timur. Akan tetapi, proses tukar guling tersebut masih belum ada titik temu hingga akhir 2021 ini. “Kelas jalan dan beban di sana itu tidak sesuai. Itulah yang jadi penyebab belum bisa masuk ke status jalan nasional, karena kelas jalannya belum memenuhi. Kami ini sedang ajukan ke provinsi, mudah-mudahan bisa masuk ke provinsi,” ungkap Sutiaji.
Ke depan Pemkot Malang akan menginventarisir persoalan jalan rusak tersebut melalui Musrenbang untuk infrastruktur kebutuhan masyarakat di APBD 2023. Pemkot Malang juga akan melakukan konsultasi dengan BPK berkaitan dengan Perwali untuk mendahului APBD perubahan yang diperlukan untuk proses perbaikan jalan rusak.
[Selengkapnya di Harian Pagi Surya]