Pemkab Banyuwangi Raup Rp 300 Miliar Lewat Jual Saham

2170

Pemkab Banyuwangi punya cara inovatif untuk bisa menambah pundi-pundi pemasukan asli daerah (PAD)-nya. Hasilnya, instansi tersebut baru saja meraup dana besar hingga Rp 298 miliar.

Sumbernya berasal dari penjualan sebagian kepemilikan saham pemkab di induk perusahaan pengelola tambang emas yang beroperasi di Gunung Tumpang Pitu. Dana tersebut sudah masuk pada APBD 2020.

Hal itu diungkapkan Bupati Abdullah Azwar Anas di hadapan para anggota forum pimpinan daerah (forpimda), tokoh lintas agama, dan tokoh masyarakat pada acara peringatan Hari Jadi Ke-249 Banyuwangi (Harjaba) di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (18/12).

Anas mengatakan, selama ini banyak orang, termasuk para anggota DPRD Banyuwangi, yang bertanya tentang saham tambang emas yang dimiliki pemkab. Sebab, selama ini saham milik pemkab hanya tertuang dalam tulisan di daftar saham. “Sehingga, banyak anggota dewan yang meragukan betul tidak kita punya saham,” ujarnya.

Karena itu, pemkab lantas berkonsultasi kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait rencana menjual sebagian saham tersebut. “Alhamdulillah, sudah kami cairkan 15 persen dari 100 persen saham yang kita miliki,” kata dia.

Anas menuturkan, dahulu total saham yang dimiliki Pemkab Banyuwangi hanya senilai Rp 22 miliar. Namun, nilai saham perusahaan tersebut meroket sehingga nilai saham pemkab ikut terkerek menjadi Rp 200 miliar, lantas naik lagi menjadi Rp 300 miliar, dan melesat hingga Rp 600 miliar.

Nah, saat total nilai saham pemkab di PT Merdeka berada di kisaran Rp 600 miliar, ada sebagian pihak yang meminta sebagian saham milik pemkab dicairkan alias dijual. Namun, saat itu Anas tidak mau menjual sebagian saham tersebut karena dirinya yakin nilai saham yang dimiliki pemkab akan naik.

Benar saja, pada perkembangan berikutnya, total nilai saham milik pemkab naik menjadi Rp 1,2 triliun. “Sekarang saham tambang emas yang dimiliki Pemkab Banyuwangi dan satu-satunya di Indonesia karena daerah lain tidak punya saham seperti Banyuwangi, nilai saham kita kurang lebih Rp 2 triliun,” tutur bupati dua periode tersebut.

[Selengkapnya di Jawa Pos]