Penuntasan RSUD Soewandhie Surabaya Dicemaskan

730

Masa penuntasan proyek Pembangunan RSUD Soewandhie baru di Kota Surabaya, dicemaskan saat pandemi corona. Apalagi PSBB diperpanjang tahap ketiga. Hingga saat ini ada opsi untuk perpanjangan kontrak pembangunan gedung RS sembilan lantai tersebut.

Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya Iman Krestian menuturkan, masa depan proyek multiyears senilai Rp 197 miliar itu dipertaruhkan.

“Semua tiang pancang sudah selesai. Kondisinya memang force major. Apakah nanti akan ada perpanjangan kontrak, kami masih tunggu. Target awal memang November 2020 ini harus selesai,” kata Iman, Selasa (26/5).

Perpanjangan kontrak akan menjadi pilihan paling rasional saat pandemi yang belum bisa dipastikan berakhir. Apalagi jika situasi terus sulit, bagaimana dengan estimasi harga material.

Iman menyampaikan, proyek di bidang kesehatan untuk menambah fasilitas layanan tersebut tetap harus dituntaskan. Tidak mungkin pembangunan gedung rumah sakit itu dihentikan.

“Tidak dikehendaki pembangunan gedung baru RSUD Soewandhie ini mangkrak. Tetap harus dituntaskan. Meski dengan konsekuensi perpanjangan atau pembaruan kontrak karena ini menyangkut layanan kesehatan,” tambah Iman.

Nantinya dari sembilan lantai yang direncanakan harus tuntas lima lantai. Juga termasuk basement untuk parkir juga harus sudah dituntaskan maksimal November 2020. Saat ini sudah dimulai.

Namun saat proyek tengah berjalan, ada pandemi corona yang tak kenal kompromi menyebar di seluruh kota. Kondisi ini berdampak serius pada pelaksanaan proyek strategis Pemkot Surabaya.

Saat ini permulaan proyek sudah dikerjakan. Selain pembangunan basement untuk parkir yang representatif, di lahan seluas 3.600 meter2 itu akan tersedia gedung untuk layanan radioterapi dan hemodialisa (cuci darah).

Proyek megah di sektor kesehatan itu telah dimulai pengerjaannya pada 18 Desember 2019. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyebutkan bahwa gedung baru RSUD milik Pemkot Surabaya itu untuk memangkas masa antrean cuci darah dan kemoterapi.

“Awal jadi wali kota, saya sudah mengimpikan punya RSUD yang representatif. Ada layanan radioterapi sehingga antrean tak lama untuk mendapatkan layanan kesehatan,” kata Risma.

[Selengkapnya …]