Penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dari badan usaha milik daerah (BUMD) belum ada yang masuk. Itu karena hingga kini belum ada BUMD menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS). BUMD saat ini masih sibuk menghadapi audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro Ibnu Soeyoeti menjelaskan, BUMD biasanya akan setor dividen setelah RUPS. Saat ini BUMD masih disibukkan audit BPK. Setelah itu, baru dilaksanakan RUPS.
Ibnu melanjutkan, setiap BUMD memiliki target setoran berbeda-beda. Sesuai kemampuan dan kinerja tahun lalu. Sehingga, tahun ini target dividen ada yang naik dan turun. Dividen disetorkan tahun ini adalah laba dari usaha tahun lalu. Semakin banyak laba, setoran dividen akan semakin tinggi. Tentunya, setoran itu setelah dikurangi sejumlah biaya-biaya. Sehingga, hanya laba bersih disetorkan ke kasda.
Khusus PDAM, menurut Ibnu, tidak ditargetkan setoran dividen. Namun, manajemen PDAM berinisiatif menyetorkan laba ke kasda. Tentunya, setelah perusahaan memperoleh laba cukup untuk bisa setor PAD. Tahun lalu PDAM menyetorkan dividen Rp 2,6 miliar. Tahun ini rencananya PDAM akan setor dividen sebesar Rp 3 miliar. Naik Rp 400 juta dibanding tahun lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Bojonegoro Priambodo mengatakan, RUPS perusahaannya baru akan digelar setelah audit BPK selesai. Saat ini BPK masih audit keuangan di perusahaan yang dipimpinnya.
Sementara itu, PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) tahun ini juga belum melaksanakan RUPS. Sehingga, belum setor dividen ke kas daerah. ‘’RUPS tahunan masih belum,’’ ungkap Direktur PT ADS Lalu Syahril Majidi.
Data di Bapenda, PT ADS rencananya akan menyetorkan dividen ke kasda sebesar Rp 90 miliar. Lebih kecil dibanding tahun lalu mencapai Rp 371 miliar.
Sementara itu, Direktur PD BPR BanK Daerah Sutarmini mengatakan, RUPS perusahaanya akan dilakukan sebelum puasa. Namun, hingga kini masih belum ditentukan. ‘’Diusahakan sebelum puasa,’’ jelasnya.
Sumber: Radar Bojonegoro
