Gubernur Jatim Dr H Soekarwo telah menggagas lahirnya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk satuan pendidikan kejuruan SMK. Hal ini tak lepas dari potensi dan nilai ekonomis yang bisa dikembangkan SMK dengan manajemen sekolah yang kreatif.
Salah satunya di SMKN 2 Surabaya. Sekolah yang terletak Kecamatan Sawahan Surabaya itu memiliki sejumlah potensi yang layak untuk dikembangkan sebagai unit bisnis. Baik melalui bengkel otomotif maupun mesin-mesin industri yang dapat dioptimalkan. “Tapi kalau akan mengembangkan usaha sekolah ini harus menjadi BLUD lebih dulu dengan SK Gubernur. Kalau tidak akan menjadi temuan BPK,” tutur Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat mengunjungi ruang praktik siswa SMKN 2 Surabaya beberapa waktu lalu.
Pakde menuturkan, sudah menjadi ketentuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa semua pendapatan lembaga pemerintah harus disetor ke negara. Sehingga kreatifitas untuk mengembangkan sekolah sangat terbatas. “Bahkan tempat parkir pun jika ada yang membayar harus disetorkan. Memang aturanya di UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara harus seperti itu,” tutur Pakde Karwo.
Karena itu, jalan keluarnya adalah dijadikan BLUD. Mendirikan BLUD dengan prinsip sekolah membuat rencana kerja anggaran. “Kalau satu tahun membuat RKA. Kalau ada perubahan di tengah jalan pun boleh dengan pengesahan kepala dinas,” tutur Pakde Karwo.
Di situlah, lanjut Pakde, kreatifitas manajemen sekolah terbentuk. Kepala sekolah tidak hanya memiliki tugas menjalankan proses belajar mengajar. Tetapi juga proses kreatif manajerial oleh kepala sekolah dan guru. Di sisi lain, anak didik juga mulai dikenalkan dengan entrepreneurship dan dunia kerja. Sementara pendapatan yang diterima salah satunya bisa dimanfaatkan untuk remunerasi peningkatan kesejahteraan guru.
“Sebetulnya dari itu adalah kumpulan inovasi dan kreatifitas untuk mengembangkan pendidikan yang bermanfaat baik untuk guru maupun infrastruktur di sekolah.
Pihaknya mendorong seluruh SMK negeri di Jatim, tak terkecuali SMKN 2 Surabaya untuk segera menjadi BLUD. Kesiapan sekolah perlu didorong karena kepala sekolah itu akan menjadi seperti CEO sebuah perusahaan. “Jadi kalau kepala sekolah pensiun mungkin juga bisa diambil perusahaan-perusahaan. Karena dia sudah terbiasa dengan habit manajemen, kebiasaan mengelola seperti ini dengan kreatif.
Kepala SMKN 2 Surabaya Djoko Priatmodjo menuturkan, pihaknya akan terus mendorong persiapan untuk menjadi BLUD. Salah satunya dengan mematangkan sejumlah unit bisnis yang telah direncanakan. Beberapa di antaranya ialah, bengkel sepeda motor, produksi alat-alat trainer, jasa desain dan digital printing.
“Sudah kita persiapkan untuk bengkel itu. Tinggal kita lengkapi alat-alatnya. Total seluruhnya membutuhkan anggaran sekitar Rp 400 juta,” tutur Djoko.
Tingginya modal yang harus dipenuhi, tak menjadi masalah bagi Djoko untuk merealisasikan konsep yang dibuatnya bersama sejumlah ketua jurusan. Namun, unit usaha tetap tidak akan dibuka sebelum dasar hukum dikantonginya. “Kalau tidak ada status BLUD, ya kita belum berani membuka,” tutur Djoko.
Selain bengkel, jasa desain dan digital printing yang akan disiapkan SMKN 2 menjadi peluang tersendiri. Sebab, sekolah saat ini telah memiliki SDM maupun sarana yang dibutuhkan. “Tinggal mesin digital printing bisa kita beli untuk yang kecil-kecilan dulu. Harganya sekitar Rp 50 juta. Kalau ada order printing ukuran besar kita bisa kerjasama dengan percetakan lain,” kata dia.
Sementara untuk produksi alat trainer, lanjut dia, saat ini para guru produktif secara mandiri telah memulai usaha itu. Dengan modal yang cukup murah, peralatan trainer untuk sejumlah program keahlian itu bisa dibuat. “Yang ini sekarang sudah mulai dilakukan sejumlah guru. Tapi masih mandiri-mandiri. Ingin saya bisa ditarik ke sekolah untuk dikembangkan lebih besar,” pungkas dia.