Wali Kota Malang Cek Aset agar Tak Disalahgunakan

725

Sudah dua hari belakangan ini Wali Kota Malang, Sutiaji melakukan tinjauan dengan melihat sejumlah aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang. la lngin melihat langsung kondisi aset yang dimiliki oleh Pemkot Malang dı seluruh wilayah yang ada di Kota Malang.

Dia mengatakan, bahwa ada ribuan aset yang dimiliki oleh Pemkot Malang yang belum memilliki sertifikat.

Belum lagi, aset tersebut banyak juga ditempati oleh orang lain maupun yang telah disewakan.

“Kemarin di BPK itu banyak catatan aset. Berseiring dengan Perda Barang Milik Daerah (BMD), sehingga segera ada turunannya. Izin Pengguna (IP) jadi sudah tidak diberlakukan lagi, tapi sudah sewa.” ucapnya.

Terkait dengan aset tersebut kata Sutiaji, banyak dari masyarakat yang sudah memiliki IP namun malah dibuat ruko.

Begitu juga dengan yang sudah memiliki lP tapi tidak diurus sama sekali sejak tahun 2008.

Karenanya, pihaknya akan melakukan pendataan terkait dengan jumlah aset-aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang. Mulai dari yang sudah memiliki sertifikat, yang belum bersertifikat, aset yang disewa oleh orang atau yang telah memiliki IP.

“Nanti datanya ini akan kami data di central. Kita lihat ini masih banyak. Maka dari itu, masih kita petakan. Belum lagi penyalahgunaan lain yang disewakan atau dîbuat kegiatan komersil, itu kan gak boleh,” tegasnya.

”Jadi kami ingin memastikan lagi agar aset yang ada tidak disalahgunakan, atau ada bangunan-bangunan liar yang berdiri di atas lahan pemerintah,” ucapnya.

Tersebar

Aset-aset milik Pemkot Malang yang ditınjau oleh Sutiaji di antaranya berada dl Kawasan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Jalan Plaosan, Jalan Bondowoso hingga di kawasan Kecamatan Lowokwaru.

Dengan melihat aset-aset tersebut, Sutiaji berkeinginan agar nantinya aset-aset ini dapat dimaksimalkan pemanfaatan.

Yang artinya, nantinya dapat berdampak pula terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang melalui Perda Barang Milik Daerah.

”Ini kan bukan berkaitan dengan restribusi tapi sewa, sehingga nanti ada peningkatan PAD. Kalau jumlahnya berapa saya gak hafal. Pastinya ada ribuan,“ tandasnya.

[Selengkapnya di Harian Pagi Surya]