Akhirnya, Satu Desa Satu Mobil Siaga

1587

Menyambut pergantian tahun, desa-desa se-Kabupaten Sidoarjo mendapat kado istimewa. Setiap desa akhirnya mendapat satu mobil siaga. Kemarin (28/12) prosesi penyerahan 344 mobil jenis minibus itu dilakukan Pemkab Sidoarjo di kompleks GOR Delta.

Mobil siaga itu berjenis Suzuki APV. Kendaraan warna silver tersebut berderet rapi di lapangan sepatu roda GOR Delta. Pelat nomor mayoritas mobil belum terpasang. Namun, ada pelat nomor sementara yang sudah tertempel. Antara lain, mobil milik Desa Lajuk, Porong. Nomor yang terpasang unik. Yakni, L 47 UK.

Penyerahan kendaraan itu diawali dengan apel bersama. Acara tersebut dihadiri para kepala desa (Kades). Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (PMD P3A KB) Pemkab Sidoarjo Probo Agus Sunarno bertindak sebagai komandan upacara. Bupati Saiful Ilah menjadi inspektur upacara.

Saiful menyatakan, total kendaraan yang dibagikan mencapai 344 unit. Perinciannya, 322 mobil untuk desa dan 22 kendaraan untuk kelurahan. Menurut dia, ide program satu desa satu mobil siaga itu lahir dua tahun lalu. Yakni, saat dia menjabat bupati pada periode pertama, 2010–2015. ’’Para kepala desa menghadap saya minta mobil desa,’’ jelasnya.

Setahun berikutnya, pemkab kembali mengusulkan mobil desa. Kali ini semua berjalan mulus. Dalam rapat pembahasan APBD 2017, dewan memberikan persetujuan. ’’Kami juga dapat lampu hijau dari gubernur. Akhirnya sekarang terealisasi,’’ kata bupati yang juga ketua DPC PKB Sidoarjo itu.

Dia menjelaskan, skan, mobil desa tersebut memiliki banyak fungsi. Terutama untuk meningkatkan pelayanan masyarakat seperti mengantar warga yang sakit ke rumah sakit atau keperluan positif lain. Saiful pun meminta mobil itu dimanfaatkan sesuai fungsinya. Mobil tersebut tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi Kades. Misalnya, dibuat pelesiran ke luar kota. ’’Kami minta camat melakukan pengawasan,’’ jelasnya.

Setelah apel, acara dilanjutkan dengan penyerahan kendaraan ke Desa Kwangsan, Sedati, secara simbolis. Setelah memeriksa bagian dalam mobil, Saiful pun menyerahkan kunci ke Kades Kwangsan Fathoni Rif’at.

Sementara itu, ada satu desa yang tidak mau menerima mobil desa tersebut. Yakni, Desa Trosobo. Ketika dikonfirmasi, Kades Trosobo Supriyadi menjelaskan bahwa pihaknya tidak menolak kendaraan desa tersebut, tetapi belum bersedia. Apa pertimbangannya? ’’Kami khawatir timbul persoalan hukum,’’ tuturnya.

[Selengkapnya …]