Pemerintah yang terus memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, membuat Pemkab Bangkalan mulai berhitung ketersediaan anggaran untuk bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak PPKM di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangkalan, Wibagio Suharta mengungkapkan, sisa anggaran yang ada saat ini hanya untuk masyarakat disabilitas dan lanjut usia senilai Rp 40 juta dan 39 juta.
“Jika terkait bansos, kami sudah tidak ada lagi anggaran dalam mendukung PPKM. Anggaran yang ada hanya untuk disabilitas dan lanjut usia, itupun nilainya tidak terlalu besar,” ungkap Wibagio kepada Surya, Rabu (18/8).
Ia menjelaskan, total anggaran untuk bansos senilai Rp 866 juta dengan realisasi serapan sejumlah Rp 650 juta. Dari sisa anggaran yang ada, sejumlah Rp 130 juta sifatnya penyediaan untuk bencana alam seperti puting beliung.
Satu-satunya harapan, lanjut Wibagio, yakni dengan mendulang kepedulian para pemangku CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan.
“Justru penganggaran tahun 2022 besar nilainya, bansosnya ada Rp 2 miliar yang diproyeksikan untuk fakir miskin dan terdampak Covid-19 jika kondisinya masih seperti ini,” jelas mantan Camat Tragah ini.
Hingga saat ini, di Pemkab Bangkalan masih menyisakan 4.356 paket sembako berisikan 5 Kg beras, 1 liter gula, dan 5 bungkus mi instan. Selain itu masih ada 5 Kg beras di Bulog untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, BST, dan BPNT.
“Saya kira pendistribusian bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19 sudah merata ke penerima PKH, BPNT, BST. Ada juga distribusi beras dari TNI/Polri, hingga kemensos,” pungkasnya.