Keluhan tentang jalan rusak terus bermunculan. Anggaran dan jumlah ruas jalan yang rusak belum sebanding dengan proyek perbaikan yang dikerjakan setiap tahun. Data belum diperbarui.
Kondisi tersebut menjadi sorotan DPRD Gresik dalam mencermati Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) 2017. ’’Kualitas jalan kabupaten turun terus,’’ kata Ketua Komisi III DRPD Gresik Asroin Widyana kemarin (28/4).
Kualitas infrastruktur jalan 2017, misalnya, turun jika dibandingkan dengan 2016. Sampai 2018, kondisinya terus turun. Jalan yang semula mulus kini rusak dan bergelombang. Kerusakan terjadi di wilayah selatan dan utara serta perkotaan.
Asroin mencontohkan Jalan Mayjen Sungkono hingga Prambangan-Banjarsari. ’’Jalan itu rusak berat. Belum ada perbaikan sampai sekarang,’’ tegasnya.
Jalan Prambangan-Banjarsari memang rusak parah. Aspal setengah badan jalan sudah terkikis. Pengendara hanya melintasi sisi kiri. Jalan sisi kanan bergelombang. Pengendara hanya bisa lewat secara bergantian. ’’Awalnya kan rusak sedang saja. Karena tidak ada tindakan, jadi rusak berat,’’ ujar politikus Golkar itu.
Dewan juga mengkritisi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik yang tidak memiliki data terbaru terkait kondisi jalan. Baik jalan dengan kondisi mantap, rusak ringan, rusak sedang, maupun rusak berat. DPRD menilai data kondisi jalan tidak diperbarui sama sekali. ’’Banyak data yang tidak sesuai kondisi di lapangan,’’ tutur Asroin.
Wakil Ketua DPRD Gresik M. Syafi’ A.M. menambahkan, sebetulnya ruas jalan yang rusak jauh lebih banyak daripada data yang disajikan dinas PUTR.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas PUTR Gresik Gunawan Setijadi tidak memberikan tanggapan.
Pemerintah memang terus memperbaiki jalan kabupaten secara bertahap. Tahun ini dinas PUTR memperbaiki 17 infrastruktur jalan. Yaitu, 11 perbaikan dan peningkatan ruas jalan kabupaten, 4 pembangunan trotoar, serta 2 pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di wilayah utara dan selatan. Total anggarannya Rp 72,90 miliar.