Sampai saat ini, belum semua jalan yang berstatus jalur provinsi di seluruh kabupaten/kota di Jatim memiliki lebar dan kualitas konstruksi berkategori mantap. Dari seluruh ruas jalan, yang sudah layak sejauh ini baru 59 persen.
Kondisi itu tengah jadi atensi Dinas PU Bina Marga Jatim. Tahun ini instansi tersebut segera merealisasikan program pelebaran jalur provinsi. Hanya, belum banyaknya anggaran membuat program itu dijalankan secara bertahap.
Berdasar program penanganan jaringan jalan provinsi yang sudah disusun, total dana yang disiapkan Rp 353,6 miliar. Dengan dana itu, panjang jalan yang bisa digarap mencapai 63 km.
Rencananya, program itu bakal diterapkan di 27 ruas jalan provinsi di Jatim. Ada yang direkonstruksi. Ada juga yang dilebarkan. “Kami targetkan dalam waktu dekat sudah bisa start,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim Gatot Sulistyo Hadi kemarin.
Dari seluruh ruas itu, pelebaran yang cukup signifikan terjadi di empat ruas. Di antaranya, di jalur Jajag-Simpanglima-Pasanggaran sepanjang 5.5500 meter atau di jalur perbatasan Batu-Kediri dan jalan akses Bojonegoro-Pajeng, Nganjuk, masing-masing 4 km.
Dari sisi jumlah ruas, jalur provinsi di wilayah Madura paling banyak mendapat atensi. Tercatat ada lima ruas. Di antaranya di akses Sampang-Ketapang (4.500 meter), Sampang-Omben (1.950 meter), hingga Sumenep-Pantai Lumbang (1.950 meter).
Gatot menjelaskan, dalam program penanganan jaringan jalan provinsi kali ini, prioritasnya adalah pelebaran jalan. “Sebab, rata-rata lebar jalur itu masih di bawah 6 meter,” katanya.
Jalur-jalur tersebut ditargetkan memiliki lebar mantap minimal 7 meter. Namun, ada juga ruas yang pelebarannya tetap di angka 6 meter. Terutama di jalur provinsi Ponorogo-Pacitan.
Kenapa? Sebab, kondisi geografis di jalan tersebut tidak memungkinkan untuk dilebarkan. “Jalur di sana sudah mepet tebing-tebing. Jika dipaksakan untuk pelebaran, dikhawatirkan malah membahayakan,” jelas Gatot. Saat ini, tambah dia, fase persiapan proyek tersebut sudah bergulir.