Pembahasan Perubahan APBD (PAPBD) 2019 Kabupaten Gresik telah memasuki babak akhir. Kemarin (8/9) Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Pemkab Gresik sudah melaksanakan finalisasi. Hasilnya, dalam anggaran tahun ini tetap ada defisit. Artinya, jumlah pengeluaran lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan atau pemasukan.
Dari draf finalisasi PAPBD 2019, jumlah pendapatan diproyeksikan Rp 3,004 triliun. Jumlah itu berkurang Rp 36 miliar jika dibandingkan dengan rencana awal Rp 3,04 triliun. Penurunan tersebut, antara lain, disebabkan berkurangnya jatah pendapatan dari pusat.
Untuk rencana belanja daerah hingga akhir tahun, bakal ada kenaikan Rp 198,8 miliar. Awalnya Rp 3,12 triliun menjadi Rp 3,32 triliun. Dengan demikian, jumlah defisit diperkirakan Rp 280 miliar.
Anggota Banggar DPRD Gresik Asroin Widyana mengatakan, angka defisit APBD 2019 setelah perubahan tahun ini memang bertambah. Hanya, dia memastikan kekurangan itu bakal bisa tertutupi. “Sudah ada sejumlah sumber untuk menutupnya,” kata politikus dari Desa Lowayu, Dukun, itu.
Meski demikian, lanjut dia, jika komposisi APBD Gresik dilihat, catatannya masih cukup banyak. Salah satunya sektor pendapatan asli daerah (PAD) yang terbilang belum optimal alias masih rendah. Contohnya retribusi daerah. Sektor itu diestimasikan hanya bisa menyumbang Rp 81 miliar atau hanya 2,7 persen dari total pendapatan. Sedangkan yang cukup lumayan adalah sektor pajak. Proyeksinya Rp 586 miliar atau 19 persen.
Selain itu, tidak semua sektor pendapatan bisa memenuhi target awal. Sebut saja pajak penerangan dan pemasukan dari parkir.