Hanya tiga bulan tersisa. Dari 374 proyek fisik, baru 130-an yang tengah dikerjakan. Sisanya masih dilelang. Baik proyek jalan, sekolah rusak, dam sungai, maupun pembangunan drainase. Akankah selesai sampai Desember?
Proyek pembangunan jalan dan drainase, misalnya. Hingga kini, total baru 30 pekerjaan yang berjalan. Contohnya, peningkatan Jalan Gilang-Bangsri, peningkatan Jalan Ganting-Wage, serta rehabilitasi saluran Pagerwojo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sunarti Setyaningsih mengatakan, pembangunan fisik mulai berjalan. Sesuai perencanaan, mayoritas pengerjaan dimulai pada triwulan ketiga. “Dikebut higga akhir tahun,” ucapnya.
Dia menyebut pekerjaan yang tengah berjalan. Bidang pengairan, misalnya. Pembangunan dam Golondaro dimulai. Pemkab memasang pintu air. Selain itu, normalisasi Sungai Sidokare dikerjakan sejak awal September. Pengerjaan drainase juga berjalan. Di Pagerwojo, proyek saluran dilebarkan. Jalur pedestrian juga diperbaiki.
Namun, Naning, sapaan Sunarti, mengakui ada sejumlah pekerjaan yang tersendat. Misalnya, peningkatan Jalan Bulang-Prambon. Saat ini proyek itu dalam tahap sosialisasi. “Dalam waktu dekat mulai dibangun,” tuturnya. Dia optimistis proyek fisik berjalan lancar. “Doakan saja,” katanya.
Banyaknya program fisik yang belum berjalan menuai kritik dari DPRD Kabupaten Sidoarjo. Jika program pembangunan tidak berjalan, pemkab bakal menerima dampaknya. Sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) membengkak lagi. Pada 2019, jumlah silpa mencapai Rp 1,028 triliun.
Anggota DPRD Sidoarjo Wisnu Pradono menuturkan, proyek fisik yang dikerjakan pemkab selalu menuai masalah. Sebab, mayoritas pekerjaan dimulai pertengahan tahun. “Dampaknya pada kualitas bangunan. Karena terburu-buru dalam menuntaskan pekerjaan,” tuturnya.