RSUD Kabupaten Mojokerto Digerojok Rp 28,8 Miliar

886

RSUD Prof dr Soekandar mendapat kucuran anggaran jumbo dari APBDP Kabupaten Mojokerto tahun ini. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 28,8 miliar untuk pengadaan alat-alat kedokteran.

Direktur RSUD Prof dr Soekandar dr Djalu Naskutub mengatakan, besarnya anggaran pengadaan peralatan medis tersebut diperuntukkan melengkapi kebutuhan di Gedung E. Bangunan empat lantai yang didirikan tahun lalu itu bakal dijadikan sebagai gedung pelayanan kesehatan terpadu. “Jadi, ada beberapa item untuk melengkapi satu rangkaian pelayanan kesehatan di Gedung E,” terangnya Senin (12/10) kemarin.

Dia memerincikan, alokasi anggaran sebesar Rp 28,8 miliar tersebut, di antaranya, untuk pengadaan alat kedokteran bedah di ruang sentra operastion komer (OK). Kamar operasi itu dipusatkan di lantai 4 Gedung E dengan kapasitas mencapai delapan ruang operasi. “Sekaligus untuk recovery room-nya (ruang pemulihan, Red) juga terpusat di sana (lantai empat),” tandasnya.

Selain itu, kucuran anggaran dari APBDP diperuntukkan melengkapi peralatan kesehatan di ruang intensive care di lantai 3. Meliputi ruangan intensive care unit (ICU) serta intensive cardiologi care unit (ICCU).

Djalu menyebutkan, anggaran juga diserap untuk mendukung kebutuhan ruang khusus bedah di lantai 2 dengan daya tampung 40 tempat tidur. Termasuk, menambah kapasitas ruang hemodialisa (HD) di lantai dasar. Pelayanan cuci darah tersebut akan ditingkatkan dari semula 20 menjadi 35 mesin HD. “Jadi memang untuk satu paket lengkap,” ulasnya.

Di samping peralatan kesehatan, paket proyek pengadaan barang digunakan untuk belanja mesin generator set (genset). Mantan Wadir Pelayanan Medis RSUD Prof dr Soekandar itu menyebutkan, perangkat penyuplai listrik cadangan tersebut diperuntukkan menunjang pelayanan kesehatan terpadu. Sebab, seluruh peralatan kesehatan di Gedung E bakal dioperasikan secara nonstop. Penambahan perangkat penyuplai daya listrik cadangan itu berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman. “Dengan APBDP ini, harapannya Gedung E sudah bisa beroperasi penuh tahun depan,” paparnya.

Dia menambahkan, paket pengadaan alat-alat kedokteran telah selesai proses tender di Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (LPSE) kemarin. Tahapan selanjutnya, kata Djalu, akan dilakukan pengumuman pemenang dari 18 peserta lelang. Jika berjalan sesuai jadwal, kontrak akan dilangsungkan sebelum akhir Oktober.

Setelah digerojok anggaran Rp 37,1 miliar tahun lalu, Gedung E rumah sakit pelat merah tersebut juga mendapat sentuhan fisik pada 2020 ini. Yaitu, berupa pembangunan ram atau selasar untuk jalur darurat. Paket proyek dengan pagu Rp 285 juta tersebut saat ini masih dalam pengerjaan.

[Selengkapnya di Jawa Pos]