Sebuah gapura bergaya arsitektur Majapahit menjulang setinggi sembilan meter roboh terkena sambaran petir di kawasan Mojo Kembangsore Park, Dusun Kembangsore, Desa Petak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Dari pengamatan di lapangan, material gapura dari batu bata ini berserakan di pintu exit Kembangsore Park. Sejumlah pekerja tampak sibuk membersihkan material gapura yang tercecer menggunakan cangkul dan sekrop, dimasukkan karung dan diangkut ke atas truk.
Sukandar Wibowo (54), Bendahara TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) Desa Petak mengatakan, warga mengetahui satu dari dua gapura Majapahitan di pintu exit area pembangunan pasar rakyat dan rest area Mojo Kembangsore Park roboh pada Jumat (14/2) pukul 06.00 WIB.
Kemungkinan penyebab robohnya gapura ini, lanjutnya, terkena petir lantaran ada tanda-tanda hangus seperti terbakar.
“Jadi kemarin malam hujan sangat deras bersamaan angin kencang dan petir durasi lama mulai pukul 21.00 WIB, kemudian ada petir besar yang mengakibatkan gapura roboh,” ungkapnya, saat ditemui Surya di lokasi.
Sukandar mengungkapkan, kerusakan gapura cukup parah hampir saparuh bangunannya roboh ke sisi jalan raya. Dampak kerusakan, mengakibatkan pembangunan pasar rakyat dan rest area Kembangsore Park yang dibangun melalui swakelola Desa Petak menjadi terhambat.
“Kami segera memperbaiki ini, sudah kita lakukan secepatnya untuk kerusakan gapura sekitar tiga meter,” ujarnya.
Spesifikasi gapura Majapahitan, Sukandar merinci, tinggi gapura 9 meter, panjang sekitar enam meter dan lebar lima meter. Konstruksi material gapura ini adalah susunan batu bata merah dicampur semen.
“Biaya pembangunan pagar plus gapura Majapahitan nilainya sekitar Rp 1 miliar,” jelasnya.
Masih kata Sukandar, gapura dibangun mengunakan dana anggaran dari Bantuan Keuangan (BK) dari desa. Proses pembangunannya memakai jasa konsultan perencana dan konsultan pengawas yang sudah diperiksa Inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).