Korupsi Dana Jasmas – Tersangka Difasilitasi Anggota DPRD Kota Surabaya

1400

Patgulipat dugaan penyelewengan dana jasmas 2016 sedikit demi sedikit terungkap. Agus Setiawan Jong yang ditetapkan sebagai tersangka bisa terhubung dengan ketua RT penerima bantuan karena difasilitasi anggota dewan.

Hal tersebut terungkap dalam pemeriksaan terhadap Agus dan sejumlah saksi. Berdasar data yang dihimpun, Agus memiliki akses yang luas kepada penerima dana hibah. Bahkan, dia dianggap penentu siapa saja yang berhak menerima dana jasmas.

Agus juga bisa mengumpulkan ratusan ketua RT karena kenal dengan enam anggota DPRD Surabaya. Dia melobi anggota dewan agar ratusan penerima dana hibah yang merupakan konstituen para wakil rakyat tersebut bersedia menjalin kesepakatan dengan dirinya.

Kepala Seksi Intelijen Kejari Tanjung Perak Lingga Nuarie saat dimintai konfirmasi tidak membantah hal tersebut. Namun, dia belum bisa menjelaskan panjang lebar karena kasus masih dalam tahap penyidikan. “Setahu saya begitu. Dia dapat bertemu dengan ketua RT/RW karena dihubungkan anggota dewan. Mereka konstituennya,” ungkapnya.

Lingga menyatakan, sebanyak 230 ketua RT penerima dana jasmas terpaksa membeli barang peralatan hajatan dari tersangka Agus karena sudah menjalin kesepakatan. Mereka dikumpulkan oleh tersangka di salah satu hotel di Surabaya untuk menjalin kesepakatan tentang pengadaan barang dari dana jasmas tersebut.

Pertemuan itu diinisiatori Agus yang juga pengusaha peralatan hajatan. Dia meyakinkan para ketua RT agar memesan barang kepada dirinya. Agus juga menjanjikan, kalau mereka bersedia membelanjakan dana jasmas kepada dirinya, proposal sampai laporan pertanggungjawaban akan dibuatkan semua. Para ketua RT terima beres.

Selain itu, jika penerima dana jasmas melanggar kesepakatan, barang tidak akan diberikan. Sementara itu, uang sudah diberikan semua kepada Agus. Karena itu, mereka khawatir tidak mendapatkan apa pun dari pencairan dana jasmas tersebut.

Agus juga berperan dalam pengaturan keuangan. Dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) disebutkan, Agus mengawal para ketua RT membuat rekening. Saat dana jasmas cair, duit dari rekening tersebut dipindahkan ke rekening Agus.

Lingga menyampaikan, proposal jasmas tersebut diajukan melalui enam anggota dewan. Dari anggota dewan, proposal diserahkan kepada Sekretariat DPRD Surabaya yang kemudian diteruskan ke Pemkot Surabaya.

Namun, dia enggan menjelaskan seberapa jauh keterlibatan enam anggota dewan tersebut dalam dugaan penyelewengan dana jasmas. “Kami masih dalami lagi peran-peran pihak lain,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, BPK menemukan penyelewengan dalam penggunaan dana jasmas 2016. Salah satunya, ada 213 proposal yang isinya sama persis. Yaitu, pengadaan terop dan peralatan pesta. Dari pemeriksaan BPK, ditemukan bukti bahwa pengusulan, penyaluran, hingga pembuatan laporan pertanggungjawaban dikoordinasi penyedia barang.

[Selengkapnya …]